Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini juga telah menarik perhatian manusia secara tidak langsung untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya, di antaranya yaitu:
Lebah dan cairan
madu
Aspek kimia
madu merupakan petunjuk abadi bagi para ilmuwan untuk mengungkap keajaiban
Tuhan yang mengubah struktur, sifat, dan kegunaan berbagai unsur kimiawi dalam
kombinasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Allah berfirman dalam Q.S
Al-Nahl: 68-69
Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:”Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat
manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S
Al-Nahl: 68-69).
Bagi ahli kimia, ini merupakan indikasi yang jelas bahwa
campuran unsur-unsur tertentu bisa menghasilkan unsur yang baru sama sekali
tidak berhubungan dengan unsur-unsur asalnya dalam hal sifat, zat, atau
dampaknya.
Keajaiban
Al-Quran: Unsur Besi dalam Al-Qur’an
Besi merupakan sejenis logam yang sangat berguna bagi
kebutuhan manusia. Dan ternyata dalam Al-Qur’an pun sudah dijelaskan. Asal mula
besi juga sudah tertera dalam al-Qur’an. Kita mengetahui asal besi itu dari
para ilmuan yang menelitinya. Padahal Allah telah menjelaskannya jauh sebelum
itu yaitu dalam Al-Qur’an surat Al Hadiid ayat 25

Kata “anzalnaa” yang berarti “kami turunkan” khusus digunakan untuk besi. Dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Ilmu Kimia juga mendapatkan
perhatian dan dorongan dari Al-Qur’an untuk dikembangkan. Manusia dan seluruh
lingkungan hidupnya terbentuk dari elemen-elemen dan subtansi-subtansi yang
tergabung menjadi sebuah ikatan kimia menurut hukum Allah. Manusia sendiri
tercipta dari tanah liat kemungkinan melalui sebuah proses kimia interaktif
antara berbagai unsur dalam tanah yang bekerja menurut hukum-hukum Allah
melalui proses perubahan dan kombinsi tertentu. Penciptaan langit dan bumi
dalam enam “periode” dan penciptaan alam semesta dari air juga terjadi menurut
hukum kombinasi dan perubahan yang diciptakan Allah Swt. Ayat-ayat Al-Qur’an
yang menuturkan bagaimana Tuhan menciptakan langit, bumi, manusia, dan
sebagainya, memberikan petunjuk yang kuat kepada para ilmuwan tentang membuat
subtansi baru dengan menggabungkan berbagai unsur dan tentang kemungkinan
mempelajari rekasi kimia dari penggabungan unsure-unsur itu dengan berbagai
proporsinya. Ayat berikut mengemukakan kekuatan “pewarnaan” yang dilakukan
Tuhan dan memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk melakukan proses
kimiawi dengan mencampurkan berbagai unsur kimia dengan proporsi tertentu untuk
membuat hal yang mirip dengan itu.
Kemudian, perhatikan pula
bagaimana proses penciptaan manusia yang menjadi titik sentral studi para
teolog, filsuf, dan ilmuwan berabad-abad lamanya:
a.
Q.S Al-Hijr
ayat 26
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk (Q.S Al-Hijr: ayat 26)
b.
Q.S
Al-Fathir ayat 11
Artinya: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari
air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan.
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang
berumur panjang dan tidak pula dikuarangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan)
dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah (Q.S Al-Fathir : ayat 11.
Ayat-ayat tersebut mengundang perhatian kearah proses
penciptaan manusia terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi
kimiawi dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya dan
pengaruhnya terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup.
Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (Q.S Al-Dzariyat:
ayat 49).
Ayat diatas mengajak manusia memikirkan dan merenungkan
proses penciptaan yang dilakukan Allah dengan berbagai konteksnya dan mendorong
manusia mengadakan eksperimen tentang interaksi antarberbagai subtansi yang
berbeda, serta mengadakan studi tentang perubahan-perubahan kimiawi yang
memunculkan subtansi baru dan seterusnya. Seperti
penemuan gabungan unsur menjadi beberapa senyawa yang memiliki manfaat bagi
manusia.
0 komentar:
Posting Komentar