Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam anorganik yang diproduksi dalam
jumlah besar karena mempunyai banyak manfaat dan merupakan salah satu produk
utama industri kimia. Produksi asam
sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan Asam
Sulfat dalam Industri banyak sekali, mulai dai pengolahan logam (pemrosesan
bijih mineral)
sampai produksi obat-obatan dan manufaktur pupuk, sintesis kimia, pemrosesan
air limbah
dan pengilangan minyak. Kegunaan Asam Sulfat tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Asam Sulfat digunakan dalam produksi asam fosfat, (untuk
membuat pupuk
fosfat
dan juga trinatrium fosfat untuk
deterjen).
2. Asam sulfat
digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk menghilangkan
oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil.
Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam kilang regenerasi asam
bekas (Spent Acid Regeneration (SAR) plant). Kilang ini membakar asam
bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak, ataupun sumber bahan
bakar lainnya. Proses pembakaran ini akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2)
dan sulfur trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat
asam sulfat yang "baru".
3. Asam sulfat
juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat
merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi
kaprolaktam, yang
digunakan untuk membuat nilon.
4. Asam Sulfat
juga digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk
reaksi isobutana
dengan isobutilena yang
menghasilkan isooktana.
5. Asam Sulfat
digunakan dalam pembuatan Amonium sulfat, yang merupakan pupuk nitrogen
yang penting, umumnya diproduksi sebagai produk sampingan dari kilang pemroses
kokas untuk produksi besi dan baja. Mereaksikan amonia
yang dihasilkan pada dekomposisi termal batu bara
dengan asam sulfat bekas mengizinkan amonia dikristalkan keluar sebagai garam (sering kali
berwarna coklat karena kontaminasi besi) dan dijual kepada industri agrokimia.
6. Asam Sulfat
untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk
menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu
mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat
juga digunakan untuk membuat aluminium hidroksida.
Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit
dengan asam sulfat:
Al2O3
+ 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O
Oleh karena
manfaat Asam Sulfat dalam Industri sangat banyak maka dilakukan proses Industri
Untuk menghasilkan Asam Sulfat tersebut, dimana proses tersebut diharapkan akan
mampu meningkatkan hasil produksi Asam Sulfat dengan biaya produksi murah dan
proses yang mudah. Proses pembuatan Asam tersebut dapat melalui Proses Kontak
dan Bilik Timbal dengan bantuan Katalis untuk mempercepat pembentukan produk
Asam Sulfat tersebut. Proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Proses
Kontak
Pada
pembuatan Asam Sulfat dengan proses Kontak katalis yang digunakan adalah
Vanadium (V) Oksida/ Vanadium pentaoksida (V2O5). Dengan
Proses reaksi yang terjadi adalah adanya reaksi SO2
dengan oksigen, yaitu sebagai berikut:
SO2(g)
+ 1/2O2(g) → SO3(g)
Pada reaksi yang
terjadi tersebut Jumlah mol gas menurun, agar rendemen produk meningkat dan
tidak mengalami penurunan maka reaksi dijalankan pada tekanan total yang
tinggi. Reaksi yang dilakukan pada tekanan total yang tinggi akan megakibatkan
keuntungan kecil karena dibutuhkan biaya yang tinggi, oleh karena itu
diperlukan cara lain untuk menhasilkan keuntungan yang lebih besar yaitu reaksi
dilakukan pada tekanan atmosfer. Reaksi pembuatan asam sulfat merupakan reaksi eksotermik,
maka semakin rendah suhu, semakin tinggi tetapan kesetimbangan, dan semakin
tinggi tingkat terjadinya produk. Namun, karena reaksi pada suhu rendah berlangsung
lambat, sehingga selain penggunaan katalis untuk memeprcepat reaksi maka dalam
suatu proses dilakukan beberapa tahap reaksi. Dalam proses kontak kadar H2SO4
yang dihasilkan sekitar 98% (lebih murni). Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
S(s) + O2(g) à SO2(g)
2SO2(g) + O2(g)à 2SO3(g)
SO3(g) + H2SO4(l)
à H2S2O7
2.
Proses
Bilik Timbal
Pengembangan
bilik-timbal (lead chamber) berukuran kamar, yang digunakan pertama kali oleh
John Roebuck pada tahun 1746, secara dramatis memperluas industry pembuatan
asam sulfat. Hal ini disebabkan bilik-timbal dapat memproduksi asam sulfat
dalam jumlah ratusan pound hingga berton-ton, dan akan menurunkan harga
produksi dan menurunkan biaya tenaga kerja karena skalanya yang besar. Dalam
proses bilik timbal, campuran sulfur dan kalium nitrat diletakkan dalam cedok
(ladle) dan dibakar di dalam bilik besar yang dilapisi timbal, lantainya digenangi
dengan air. Gas mengembun pada dinding dan diabsorpsi oleh air. Sesudah proses
ini diulang beberapa kali, asam sulfat encer diambil dan dididihkan untuk
memekatkannya lebih lanjut. Pengembangan terakhir meliputi penghembusan uap air
untuk mempercepat reaksi dengan air dan menyebarkan gas serta memisahkan
bilikpembakar dari bilik absorpsi.
Selain itu
dalam produksi asam sulfat Joseph gay-Lussac mengambil langkah maju pada tahun
1835, ia membangun menara untuk mengambil kembali NO yang sebelumnya telah
dihembuskan ke luar dan mengkonversinya kembali menjadi NO2 melalui
reaksi dengan oksigen. Tepatnya, dalam menara Gay-Lussac, NO dikonversi menjadi
asam nitrit (HNO2) yang dilarutkan dalam asam sulfat berair:
2NO(g) + ½ O2(g) + H2O(l) → 2HNO2(aq)
Asam nitrit kemudian direaksikan dalam
menara kedua (yang diberi nama sesuai dengan pengembangnya, John Glover) untuk
mengoksidasi sulfur dioksida:
2HNO2(aq) + SO2(g) → H2SO4(aq)
+ 2NO(g)
Reaksi keseluruhan reaksi-reaksi ini ternyata:
SO2(g) + 1/2O2(g) +H2O(l)
→ H2SO4(aq)
Atau secara umum proses bilik timbal
dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Gas SO3 yang berasal dari
pembakaran belerang dilarutkan langsung kedalam air.
b.
Katalis yang digunakan berupa casmpuran
gas NO dan NO2 (uap nitrosa).
c.
Kadar H2SO4 yang
dihasilkan kurang lebih 50%.
d.
Reaksi yang terjadi:
S(s)
+ O2(g) à SO2(g)
2NO(g)
+ O2(g) à 2NO2(g)
NO2(g)
+ H2O à H2SO4(g)